SuratAl Hasyr Ayat 18. Here are a number of highest rated Surat Al Hasyr Ayat 18 pictures upon internet. We identified it from reliable source. Its submitted by government in the best field. We tolerate this nice of Surat Al Hasyr Ayat 18 graphic could possibly be the most trending subject taking into consideration we ration it in google gain هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَٰلِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ۖ هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُArab-Latin huwallāhullażī lā ilāha illā huw, 'ālimul-gaibi wasy-syahādah, huwar-raḥmānur-raḥīmArtinya Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَArab-Latin huwallāhullażī lā ilāha illā huw, al-malikul-quddụsus-salāmul-mu`minul-muhaiminul-'azīzul-jabbārul-mutakabbir, sub-ḥānallāhi 'ammā yusyrikụnArtinya Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Surat al-Hasyr Ayat 22-24Tersedia aneka ragam penjelasan dari banyak mufassir terkait makna surat al-hasyr ayat 22-24, di antaranya sebagaimana berikutDia- lah Allah, Tuhan yang berhak disembah, Yang tidak ada tuhan yang haq selainNya, Pemilik segala sesuatu, Yang bertindak terhadapnya tanpa ditolak dan dihalangi, Yang disucikan dari segala kekurangan, Yang selamat dari segala aib, Yang membenarkan para nabi dan RasulNya dengan apa Yang Dia mengutus mereka dengannya, yaitu ayat-ayat yang jelas, Yang mengawasi seluruh makhlukNya dalam seluruh amal perbuatan mereka, Yang Mahaperkasa Yang tidak terkalahkan, Yang Mahakuat Yang mengalahkan seluruh hambaNya, dan seluruh makhluk tunduk kepadaNya, Yang memiliki segala keagungan dan kebesaran, Mahasuci Allah dari segala apa yang mereka sekutukan denganNya dalam beribadah kepadaNya. Tafsir al-MuyassarAllah Sang Penguasa segala sesuatu. Yang bersih dari segala kekurangan, dan Yang Suci dari segala aib. Bersih dari segala kekurangan dan aib. Bersih dari segala bahaya. Yang Maha Memberi keamanan untuk hamba-Nya dari kedhaliman. Yang Maha membenarkan risalah-Nya yang disampaikan. Penguasa Kerajaan Yang Maha Mengawasi hamba-Nya. Kekuasaan/Kekuatan-Nya menyelimuti segala sesuatu. Pemilik keagungan. Segala sesuatu tunduk kepada perintah-Nya. Yang Maha Besar dan Maha Luhur dan Tinggi dari segala cela. Allah bersih dari sebutan kaum musyrik yang menyatakan bahwa Allah mempunyai sekutu ataupun anak Tafsir al-Wajizهُوَ اللهُ الَّذِى لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia Allah mengulangi kalimat ini sebagai penekanan dan pengikraran. الْمَلِكُ الْقُدُّوسُRaja, Yang Maha Suci Yakni suci dari segala aib yang tidak layak ada pada diri-Nya. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Allah tidak akan menzalimi makhluk-Nya. الْمُؤْمِنُ Yang Mengaruniakan Keamanan Yakni Yang memberi keamanan bagi hamba-Nya dari kezaliman. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Yang membenarkan rasul-rasul-Nya dengan memberi mereka mukjizat. الْمُهَيْمِنُYang Maha Memelihara Yakni yang menyaksikan dan mengawasi amal perbuatan hamba-hamba-Nya. الْعَزِيزُYang Maha Perkasa Yakni yang Maha perkasa dan kuasa yang tidak akan terkalahkan. الْجَبَّارُYang Maha Kuasa Yakni yang maha agung. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah yang kekuatan-Nya tidak mampu dihadapi. الْمُتَكَبِّرُ ۚ Yang Memiliki segala Kesombongan Yakni Maha Tinggi dari segala kekurangan, dan Maha Agung dari segala yang tidak pantas bagi-Nya. dan sifat sombong pada Dzat Allah adalah pujian, sedangkan pada diri makhluk adalah keburukan. Zubdatut Tafsirهُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَٰلِقُ ٱلْبَارِئُ ٱلْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُArab-Latin huwallāhul-khāliqul-bāri`ul-muṣawwiru lahul-asmā`ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīmArtinya Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Allah, Yang Maha Pencipta, Yang menetapkan takdir para makhluk, Yang membuat, mengadakan, dan menumbuhkan mereka sesuai dengan hikmahNya, Yang membentuk makhlukNya bagaimana Allah berkehendak. Milik Allah-lah Asma’ul Husna dan sifat-sifat yang tinggi, seluruh apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Allah Maha perkasa, Pemilik hukuman berat atas musuh-musuhNya, Mahabijaksana dalam pengaturanNYa terhadap urusan makhlukNya. Tafsir al-MuyassarDia lah Allah Yang Maha Pencipta yang menciptakan segala sesuatu, yang mengadakan segala sesuatu, Maha Pembentuk makhluk-makhluk-Nya sesuai dengan keinginan-Nya, Dia memiliki al-Asma`ul Husna nama-nama yang Maha indah yang mencakup seluruh sifat-sifat-Nya yang tinggi. Seluruh yang ada di langit dan di bumi menyucikan-Nya dari setiap kekurangan, Maha Perkasa yang tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana di dalam penciptaan-Nya, syariat-Nya dan takdir-Nya. Tafsir al-MukhtasharAllah-lah Yang menumbuhkan segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Artinya Allah-lah Yang menjadikan sesuatu ada dari ketidakadaannya, inilah makna dari Pencipta sebagai Yang Menumbuhkan. Allah Maha Memberi bentuk atas segala sesuatu atas kehendak-Nya. Allah memiliki nama-nama yang menunjukkan kesempurnaan dan ketinggian sifat luhur-Nya Tafsir al-Wajizهُوَ اللهُ الْخٰلِقُ Dialah Allah Yang Menciptakan Yakni yang mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. الْبَارِئُ Yang Mengadakan Yakni Maha Pencipta segala sesuatu. الْمُصَوِّرُ ۖ Yang Membentuk Rupa Yakni yang membentuk rupa dengan segala bentuknya yang berbeda-beda. لَهُ الْأَسْمَآءُ الْحُسْنَىٰ ۚ Yang Mempunyai Asmaaul Husna Telah dijelaskan kalimat ini sebelumnya pada surat al-A’raf 180. يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۖ Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi Yakni segala yang ada di langit dan bumi mengucapkan tasbih dengan lisan dan keadaan mereka. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah berbagai penjabaran dari berbagai ulama tafsir terhadap makna dan arti surat al-hasyr ayat 22-24 arab, latin, artinya, semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan memberi backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Banyak Dibaca Terdapat banyak topik yang banyak dibaca, seperti surat/ayat Tentang Al-Quran, At-Thalaq, Al-Ma’idah 8, Al-Hadid 20, Al-Baqarah 45, Ad-Dukhan. Ada juga Al-Qamar 49, Ali Imran 139, Al-Baqarah 43, Al-Jin, Ali Imran 97, Al-Isra 25. Tentang Al-QuranAt-ThalaqAl-Ma’idah 8Al-Hadid 20Al-Baqarah 45Ad-DukhanAl-Qamar 49Ali Imran 139Al-Baqarah 43Al-JinAli Imran 97Al-Isra 25 Pencarian ... Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah SuratAl-Hasyr Ayat 24. yang mewujudkannya dalam keadaan terbebas dari ketidak-beraturan dan memberinya bentuk sesuai dengan kehendak-Nya. Dia yang memiliki al-asmâ' al-husnâ (nama-nama terbaik). Dia tersucikan dari segala sesuatu yang tidak pantas oleh segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, Mahaperkasa yang tidak dapat dikalahkan - Surat Al-Hasyr pengusiran adalah surat ke-59 dari Al Quran yang memiliki 24 ayat. Surat ini digolongkan dalam surat madaniyah karena turun pada saat Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam usai hijrah dari Mekah ke Madinah. Dinamakan Surat Al Hasyr karena di dalamnya ada kisah tentang pengusiran suku Yahudi yang berasal dari Bani Nadhir karena sudah melakukan pelanggaran perjanjian damai. Di Madinah pada saat itu terdapat dua suku dari kaum Yahudi yang berasal dari Bani Qainuqa dan Bani Nadhir. Keduanya kerap melanggar perjanjian perdamaian yang sebelumnya sudah dibuat antara muslim dan kaum Yahudi, agar situasi tetap damai di Madinah. Bani Nadhir merencanakan untuk membunuh Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wassalam karena iri dengan perkembangan dakwah Islam yang pesat. Namun rencana pembunuhan itu gagal, dan Bani Nadhir pun diusir dari Madinah tepat pada bulan Rabiul Awal tahun 4 Hijriyah. Rasullullah Shalallahu alaihi wassalam dalam sebuah hadis yang dikutip dari kitab Washiyat Al-Musthafa susunan oleh Imam Asy Syaran atau Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri. Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib "Wahai Ali, barangsiapa yang membaca surat Al Hasyr setiap malam, maka Allah menghindarkan orang yang membacanya dari nasib buruk di dunia dan akhirat.” Adapun derajat hadis di atas, belum dijelaskan apakah shahih atau dhoif. Namun amalan baik jika diniatkan untuk mendapat ridho dari Allah maka diperbolehkan untuk dilakukan, walau derajat hadisnya lemah, laman melansir. Berikut ini bacaan surat Al Hasyr selengkapnya beserta bacaan latin dan artinya, seperti mengutip pada بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Latinnya Bissmillahirrahmanirrahim Artinya "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang 1 سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ Latinnya Sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīm Artinya “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” QS. 59 1 2 هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ مَا ظَنَنْتُمْ اَنْ يَّخْرُجُوْا وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مَّانِعَتُهُمْ حُصُوْنُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ فَاَتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَقَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَاَيْدِى الْمُؤْمِنِيْنَۙ فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ Latinnya Huwallażī akhrajallażīna kafarụ min ahlil-kitābi min diyārihim li`awwalil-ḥasyr, mā ẓanantum ay yakhrujụ wa ẓannū annahum māni'atuhum ḥuṣụnuhum minallāhi fa atāhumullāhu min ḥaiṡu lam yaḥtasibụ wa qażafa fī qulụbihimur-ru'ba yukhribụna buyụtahum bi`aidīhim wa aidil-mu`minīna fa'tabirụ yā ulil-abṣār Artinya “Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah; maka Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!” QS. 59 2 3 وَلَوْلَآ اَنْ كَتَبَ اللّٰهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاۤءَ لَعَذَّبَهُمْ فِى الدُّنْيَاۗ وَلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ Latinnya Walau lā ang kataballāhu 'alaihimul-jalā`a la'ażżabahum fid-dun-yā, wa lahum fil-ākhirati 'ażābun-nār Artinya “Dan sekiranya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, pasti Allah mengazab mereka di dunia. Dan di akhirat mereka akan mendapat azab neraka.” QS. 59 3 4 ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاۤقُّوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۖوَمَنْ يُّشَاۤقِّ اللّٰهَ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ Latinnya Zālika bi`annahum syāqqullāha wa rasụlahụ wa may yusyāqqillāha fa innallāha syadīdul-'iqāb Artinya “Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS. 59 4 5 مَا قَطَعْتُمْ مِّنْ لِّيْنَةٍ اَوْ تَرَكْتُمُوْهَا قَاۤىِٕمَةً عَلٰٓى اُصُوْلِهَا فَبِاِذْنِ اللّٰهِ وَلِيُخْزِيَ الْفٰسِقِيْنَ Latinnya Mā qaṭa'tum mil līnatin au taraktumụhā qā`imatan 'alā uṣụlihā fa bi`iżnillāhi wa liyukhziyal-fāsiqīn Artinya “Apa yang kamu tebang di antara pohon kurma milik orang-orang kafir atau yang kamu biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka itu terjadi dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.” QS. 59 5 6 وَمَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْهُمْ فَمَآ اَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَّلَا رِكَابٍ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهٗ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Latinnya Wa mā afā`allāhu 'alā rasụlihī min-hum fa mā aujaftum 'alaihi min khailiw wa lā rikābiw wa lākinnallāha yusalliṭu rusulahụ 'alā may yasyā`, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr Artinya “Dan harta rampasan fai' dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, kamu tidak memerlukan kuda atau unta untuk mendapatkannya, tetapi Allah memberikan kekuasaan kepada rasul-rasul-Nya terhadap siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” QS. 59 6 7 مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ Latinnya Mā afā`allāhu 'alā rasụlihī min ahlil-qurā fa lillāhi wa lir-rasụli wa liżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli kai lā yakụna dụlatam bainal-agniyā`i mingkum, wa mā ātākumur-rasụlu fa khużụhu wa mā nahākum 'an-hu fantahụ, wattaqullāh, innallāha syadīdul-'iqāb Artinya “Harta rampasan fai' dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS. 59 7 8 لِلْفُقَرَاۤءِ الْمُهٰجِرِيْنَ الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا وَّيَنْصُرُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَۚ Latinnya Lil-fuqarā`il-muhājirīnallażīna ukhrijụ min diyārihim wa amwālihim yabtagụna faḍlam minallāhi wa riḍwānaw wa yanṣurụnallāha wa rasụlah, ulā`ika humuṣ-ṣādiqụn Artinya “Harta rampasan itu juga untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridaan-Nya dan demi menolong agama Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” QS. 59 8 9 وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ Latinnya Wallażīna tabawwa`ud-dāra wal-īmāna ming qablihim yuḥibbụna man hājara ilaihim wa lā yajidụna fī ṣudụrihim ḥājatam mimmā ụtụ wa yu`ṡirụna 'alā anfusihim walau kāna bihim khaṣāṣah, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụn Artinya “Dan orang-orang Ansar yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka Muhajirin, mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka Muhajirin; dan mereka mengutamakan Muhajirin, atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. 59 9 10 وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ Latinnya Wallażīna jā`ụ mim ba'dihim yaqụlụna rabbanagfir lanā wa li`ikhwāninallażīna sabaqụnā bil-īmāni wa lā taj'al fī qulụbinā gillal lillażīna āmanụ rabbanā innaka ra`ụfur raḥīm Artinya “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka Muhajirin dan Ansar, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” QS. 59 10 11 اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نَافَقُوْا يَقُوْلُوْنَ لِاِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَىِٕنْ اُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيْعُ فِيْكُمْ اَحَدًا اَبَدًاۙ وَّاِنْ قُوْتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ Latinnya A lam tara ilallażīna nāfaqụ yaqụlụna li`ikhwānihimullażīna kafarụ min ahlil-kitābi la`in ukhrijtum lanakhrujanna ma'akum wa lā nuṭī'u fīkum aḥadan abadaw wa ing qụtiltum lananṣurannakum, wallāhu yasy-hadu innahum lakāżibụn Artinya “Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab, “Sungguh, jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu.” Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta.” QS. 59 11 12 لَىِٕنْ اُخْرِجُوْا لَا يَخْرُجُوْنَ مَعَهُمْۚ وَلَىِٕنْ قُوْتِلُوْا لَا يَنْصُرُوْنَهُمْۚ وَلَىِٕنْ نَّصَرُوْهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْاَدْبَارَۙ ثُمَّ لَا يُنْصَرُوْنَ Latinnya La`in ukhrijụ lā yakhrujụna ma'ahum, wa la`ing qụtilụ lā yanṣurụnahum, wa la`in naṣarụhum layuwallunnal-adbāra ṡumma lā yunṣarụn Artinya “Sungguh, jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan jika mereka di-perangi; mereka juga tidak akan menolongnya; dan kalau pun mereka menolongnya pastilah mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.” QS 12 13 لَاَنْتُمْ اَشَدُّ رَهْبَةً فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنَ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ Latinnya La`antum asyaddu rahbatan fī ṣudụrihim minallāh, żālika bi`annahum qaumul lā yafqahụn Artinya “Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu Muslimin lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.” QS. 59 13 14 لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَاۤءِ جُدُرٍۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَۚ Latinnya Lā yuqātilụnakum jamī'an illā fī quram muḥaṣṣanatin au miw warā`i judur, ba`suhum bainahum syadīd, taḥsabuhum jamī'aw wa qulụbuhum syattā, żālika bi`annahum qaumul lā ya'qilụn Artinya “Mereka tidak akan memerangi kamu secara bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.” QS. 59 14 15 كَمَثَلِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَرِيْبًا ذَاقُوْا وَبَالَ اَمْرِهِمْۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۚ Latinnya Kamaṡalillażīna ming qablihim qarīban żāqụ wa bāla amrihim, wa lahum 'ażābun alīm Artinya “Mereka seperti orang-orang yang sebelum mereka Yahudi belum lama berselang, telah merasakan akibat buruk terusir disebabkan perbuatan mereka sendiri. Dan mereka akan men-dapat azab yang pedih.” QS. 59 15 16 كَمَثَلِ الشَّيْطٰنِ اِذْ قَالَ لِلْاِنْسَانِ اكْفُرْۚ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ Latinnya Kamaṡalisy-syaiṭāni iż qāla lil-insānikfur, fa lammā kafara qāla innī barī`um mingka innī akhāfullāha rabbal-'ālamīn Artinya “Bujukan orang-orang munafik itu seperti bujukan setan ketika ia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” QS. 59 16 17 فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَآ اَنَّهُمَا فِى النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيْهَاۗ وَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الظّٰلِمِيْنَ Latinnya Fa kāna 'āqibatahumā annahumā fin-nāri khālidaini fīhā, wa żālika jazā`uẓ-ẓālimīn Artinya “Maka kesudahan bagi keduanya, bahwa keduanya masuk ke dalam neraka, kekal di dalamnya. Demikianlah balasan bagi orang-orang zalim.” QS. 59 17 18 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ Latinnya Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” QS. 59 18 19 وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ Latinnya Wa lā takụnụ kallażīna nasullāha fa ansāhum anfusahum, ulā`ika humul-fāsiqụn Artinya “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” QS. 59 19 20 لَا يَسْتَوِيْٓ اَصْحٰبُ النَّارِ وَاَصْحٰبُ الْجَنَّةِۗ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ Latinnya Lā yastawī aṣ-ḥābun-nāri wa aṣ-ḥābul-jannah, aṣ-ḥābul-jannati humul-fā`izụn Artinya “Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” QS. 59 20 21 لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ Latinnya Lau anzalnā hāżal-qur`āna 'alā jabalil lara`aitahụ khāsyi'am mutaṣaddi'am min khasy-yatillāh, wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nāsi la'allahum yatafakkarụn Artinya “Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” QS. 59 21 22 هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ Latinnya Huwallāhullażī lā ilāha illā huw, 'ālimul-gaibi wasy-syahādah, huwar-raḥmānur-raḥīm Artinya “Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” QS. 59 22 23 هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Latinnya Huwallāhullażī lā ilāha illā huw, al-malikul-quddụsus-salāmul-mu`minul-muhaiminul-'azīzul-jabbārul-mutakabbir, sub-ḥānallāhi 'ammā yusyrikụn Artinya “Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” QS. 59 23 24 هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ Latinnya Huwallāhul-khāliqul-bāri`ul-muṣawwiru lahul-asmā`ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīm Artinya “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” QS. 59 24. - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Yulaika Ramadhani
Ayat18. "Dan jika kamu mendustakan, maka sesungguhnya telah mendustakan pula ummat-ummat dari sebelum kamu" (pangkal ayat 18). Maka mana yang mendustakan itu, terutama sebagai ummat kaum Nuh, mereka telah binasa dan hancur; "Dan tidaklah kewajiban bagi seorang Rasul selain dari menyampaikan sejelas-jelasnya." (ujung ayat 18).
Surah Al Hasyr Arab, Latin dan Terjemahannya - Surah Al Hasyr termasuk kedalam golongan surat-surat Madaniyyah dan merupakan surat ke 59 dari Al Quran yang terdiri atas 24 ayat. Surat ini diturunkan sesudah Surah Al Bayyinah dan dianamai dengan Al Hasyr Pengusiran yang diambil dari ayat ke 2 surat ini. Maksud pengusiran didalam surat ini ialah kisah pengusiran suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang mendiami sekitar kota Madinah. Pokok isi kandungan dalam Surah Al Hasyr diantaranya ialah tentang keimanan, hukum-hukum dan lain-lain seperti beberapa sifat orang-orang munafik dan para ahli kitab yang tercela, serta peringatan-peringatan yang ditujukan untuk kaum muslimin. Teks bacaan lafadz. Surah Al Hasyr Arab, Latin dan Terjemahannya berikut dibawah ini Surah Al HasyrPengusiranJuz 28Surat Ke 59 24 Ayat بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Bismillahirrahmaanirrahiimi"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُSabbaha lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wahuwal 'aziizul hakiimu1. "Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."هُوَ ٱلَّذِيٓ أَخۡرَجَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ مِن دِيَٰرِهِمۡ لِأَوَّلِ ٱلۡحَشۡرِۚ مَا ظَنَنتُمۡ أَن يَخۡرُجُواْۖ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمۡ حُصُونُهُم مِّنَ ٱللَّهِ فَأَتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِنۡ حَيۡثُ لَمۡ يَحۡتَسِبُواْۖ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلرُّعۡبَۚ يُخۡرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيۡدِيهِمۡ وَأَيۡدِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ فَٱعۡتَبِرُواْ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَبۡصَٰرِHuwal-ladzii akhrajal-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi min diyaarihim awwalil hasyri maa zhanantum an yakhrujuu wa zhannuu annahum maani'atuhum hushuunuhum minallahi fa-ataahumullahu min haitsu lam yahtasibuu wa qadzafa fii quluubihimurru'ba yukhribuuna buyuutahum biaidiihim wa aidiil mu`miniina faa'tabiruu yaa uuliil abshaari2. "Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama [1463]. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari siksa Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan."وَلَوۡلَآ أَن كَتَبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡجَلَآءَ لَعَذَّبَهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابُ ٱلنَّارِWa laulaa an kataballahu 'alaihimul jalaa-a la'adz-dzabahum fiiddunyaa wa lahum fil aakhirati 'adzaabunnaari3. "Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka."ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ شَآقُّواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۖ وَمَن يُشَآقِّ ٱللَّهَ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِDzaalika bi annahum syaaqquullaha warasuulahu wa man yusyaaqqillaha fa innallaha syadiidul 'iqaabi4. "Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." مَا قَطَعۡتُم مِّن لِّينَةٍ أَوۡ تَرَكۡتُمُوهَا قَآئِمَةً عَلَىٰٓ أُصُولِهَا فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَلِيُخۡزِيَ ٱلۡفَٰسِقِينَMaa qatha'tum min liinatin au taraktumuuhaa qaa-imatan 'alaa ushuulihaa fabiidznillahi wa liyukhziyal faasiqiina5. "Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma milik orang-orang kafir atau yang kamu biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya [1464], maka semua itu adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik."وَمَآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ مِنۡهُمۡ فَمَآ أَوۡجَفۡتُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ خَيۡلٍ وَلَا رِكَابٖ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُۥ عَلَىٰ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌWa maa afaa-allahu 'alaa rasuulihii minhum fa maa aujaftum 'alaihi min khailin wa laa rikaabin wa lakinnallaha yusallithu rusulahuu 'alaa man yasyaa-u wallahu 'alaa kulli syai-in qadiirun6. "Dan apa saja harta rampasan fai-i [1465] yang diberikan Allah kepada RasulNya dari harta benda mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan tidak pula seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."مَّآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ كَيۡ لَا يَكُونَ دُولَةَۢ بَيۡنَ ٱلۡأَغۡنِيَآءِ مِنكُمۡۚ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِMaa afaa-allahu 'alaa rasuulihii min ahlil quraa falillahi wa lirrasuuli wa lidziil qurbaa wal yataamaa wal masaakiini waabnissabiili kai laa yakuuna duulatan bainal aghniyaa-i minkum wa maa aataakumurrasuulu fakhudzuuhu wa maa nahaakum 'anhu faantahuu waattaquullaha innallaha syadiidul 'iqaabi7. "Apa saja harta rampasan fai-i yang diberikan Allah kepada RasulNya dari harta benda yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya."لِلۡفُقَرَآءِ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخۡرِجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَأَمۡوَٰلِهِمۡ يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٗا وَيَنصُرُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَLilfuqaraa-il muhaajiriinal-ladziina ukhrijuu min diiirihim wa amwaalihim yabtaghuuna fadhlaa minallahi wa ridhwaanan wa yanshuruunallaha wa rasuulahu uulaa-ika humush-shaadiquuna8. "Juga bagi orang fakir yang berhijrah [1466] yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka karena mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar." وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَWaal-ladziina tabau-wauuddaara wal-iimaana min qablihim yuhibbuuna man haajara ilaihim wa laa yajiduuna fii shuduurihim haajatan mimmaa uutuu wayu'tsiruuna 'alaa anfusihim wa lau kaana bihim khashaashatun wa man yuuqa syuhha nafsihii fa-uulaa-ika humul muflihuuna9. "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman Anshor sebelum kedatangan mereka Muhajirin, mereka Anshor 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka Muhajirin. Dan mereka Anshor tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka Muhajirin; dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin, atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung" وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌWaal-ladziina jaa-uu min ba'dihim yaquuluuna rabbanaaaghfir lanaa wali-ikhwaaninaal-ladziina sabaquunaa bil-iimaani wa laa taj'al fii quluubinaa ghillan lil-ladziina aamanuu rabbanaa innaka rauufun rahiimun10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka Muhajirin dan Anshor, mereka berdoa "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ نَافَقُواْ يَقُولُونَ لِإِخۡوَٰنِهِمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَئِنۡ أُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَكُمۡ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمۡ أَحَدًا أَبَدٗا وَإِن قُوتِلۡتُمۡ لَنَنصُرَنَّكُمۡ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَAlam tara ilaal-ladziina naafaquu yaquuluuna la-ikhwaanihimul-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi la-in ukhrijtum lanakhrujanna ma'akum wa laa nuthii'u fiikum ahadan abadan wa in quutiltum lananshurannakum wallahu yasyhadu innahum lakaadzibuuna11. "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir [1467] di antara ahli kitab "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk menyusahkan kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu." Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta."لَئِنۡ أُخۡرِجُواْ لَا يَخۡرُجُونَ مَعَهُمۡ وَلَئِن قُوتِلُواْ لَا يَنصُرُونَهُمۡ وَلَئِن نَّصَرُوهُمۡ لَيُوَلُّنَّ ٱلۡأَدۡبَٰرَ ثُمَّ لَا يُنصَرُونَLa-in ukhrijuu laa yakhrujuuna ma'ahum wa la-in quutiluu laa yanshuruunahum wa la-in nasharuuhum layuwallunnal adbaara tsumma laa yunsharuuna12. "Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan."لَأَنتُمۡ أَشَدُّ رَهۡبَةٗ فِي صُدُورِهِم مِّنَ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَفۡقَهُونَAntum asyaddu rahbatan fii shuduurihim minallahi dzaalika bi-annahum qaumun laa yafqahuuna13. "Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti." لَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرٗى مُّحَصَّنَةٍ أَوۡ مِن وَرَآءِ جُدُرِۢۚ بَأۡسُهُم بَيۡنَهُمۡ شَدِيدٞۚ تَحۡسَبُهُمۡ جَمِيعٗا وَقُلُوبُهُمۡ شَتَّىٰۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَعۡقِلُونَLaa yuqaatiluunakum jamii'an illaa fii quran muhash-shanatin au min waraa-i judurin ba`suhum bainahum syadiidun tahsabuhum jamii'an wa quluubuhum syattaa dzaalika bi-annahum qaumun laa ya'qiluuna14. "Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti."كَمَثَلِ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ قَرِيبٗاۖ ذَاقُواْ وَبَالَ أَمۡرِهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌKamatsalil-ladziina min qablihim qariiban dzaaquu wa baala amrihim wa lahum 'adzaabun aliimun15. "Mereka adalah seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka [1468] telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka [1469], dan bagi mereka azab yang pedih." كَمَثَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ إِذۡ قَالَ لِلۡإِنسَٰنِ ٱكۡفُرۡ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيٓءٌ مِّنكَ إِنِّيٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَٰلَمِينَKamatsalisy-syaithaani idz qaala lil insaani ikfur fa lammaa kafara qaala innii barii-un minka innii akhaafullaha rabbal 'aalamiina16. Bujukan orang-orang munafik itu adalah seperti bujukan shaitan ketika dia berkata kepada manusia "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam."فَكَانَ عَٰقِبَتَهُمَآ أَنَّهُمَا فِي ٱلنَّارِ خَٰلِدَيۡنِ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُاْ ٱلظَّٰلِمِينَFakaana 'aaqibatahumaa annahumaa fiinnaari khaalidaini fiihaa wa dzaalika jazaa-uzh-zhaalimiina17. "Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya masuk ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim." يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَYaa ayyuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha waltanzhur nafsun maa qaddamat lighadin, waattaquullaha innallaha khabiirun bimaa ta'maluuna18. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَWa laa takuunuu kaal-ladziina nasuullaha fa-ansaahum anfusahum uulaa-ika humul faasiquuna19. "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." لَا يَسۡتَوِيٓ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۚ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَLaa yastawii ashhaabunnaari wa ashhaabul jannati ashhaabul jannati humul faa-izuuna20. "Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung."لَوۡ أَنزَلۡنَا هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٖ لَّرَأَيۡتَهُۥ خَٰشِعٗا مُّتَصَدِّعٗا مِّنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَLau anzalnaa haadzaal qur-aana 'alaa jabalin lara-aitahuu khaasyi'an mutashaddi'an min khasyyatillahi wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa li-nnaasi la'allahum yatafakkaruuna21. "Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir."هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُHuwallahul-ladzii laa ilaha illaa huwa 'aalimul ghaibi wasy-syahaadati huwar-rahmanur-rahiimu22. "Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَHuwallahul-ladzii laa ilaha illaa huwal malikul qudduusussalaamul mu`minul muhaiminul 'aziizul jabbaarul mutakabbiru subhaanallahi 'ammaa yusyrikuuna23. "Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُHuwallahul khaaliqul baari-ul mushau-wiru lahul asmaa-ul husnaa yusabbihu lahuu maa fiis-samaawaati wal ardhi wahuwal 'aziizul hakiimu24. "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."Penjelasan [1463]. Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah orang-orang Yahudi bani Nadhir, merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah. [1464]. Maksudnya pohon kurma milik musuh, menurut kepentingan dan siasat perang dapat ditebang atau dibiarkan tumbuh. [1465]. Fai-i ialah harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran. Pembagiannya berlainan dengan pembagian ghanimah. Ghanimah harta rampasan yang diperoleh dari musuh setelah terjadi pertempuran. Pembagian fai-i sebagai yang tersebut pada ayat 7. Sedang pembagian ghanimah tersebut pada ayat 41 Al Anfal dan lihat no. [613] dan [614]. [1466]. Maksudnya kerabat Nabi, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil yang kesemuanya orang fakir dan berhijrah. [1467]. maksudnya Bani Nadhir. [1468]. Maksudnya Yahudi Bani Qainuqa' [1469]. Maksud akibat buruk perbuatan mereka adalah mereka diusir dari Madinah ke Syam. Didalam Surah Al Hasyr diterangkan tentang bagaimana seharusnya orang muslim bersikap terhadap orang non Islam yang melakukan tindakan yang merugikan umat Islam seperti yang dilakukan oleh Bani Nadhir, hukum Fai-i dan pembagiannya, kewajiban untuk bertaqwa, ketinggian dan keagungan Al Quran, dan disertai penutup dengan menyebut sebagian dari nama-nama Allah Asmaa-ul Husna.Sumber Referensi Terjemahan Departemen Agama RI
DinamakanAl-Hasyr yang berarti pengusiran diambil dari perkataan Al Hasyr yang terdapat pada ayat ke-2 surat ini. Di dalam Surat Al-Hasyr disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang berdiam di sekitar Kota Madinah. Baca juga: Bacaan Surat Asy Syams Ayat 1-15, Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin, dan Artinya. Baca
Ayat 18-20 Mengingatkan kaum mukmin dengan hari Kiamat, dan menjelaskan perbedaan antara penghuni surga dan penghuni neraka. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ١٨ وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ١٩ لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ٢٠ Terjemah Surat Al Hasyr Ayat 18-20 18. [1]Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. 19. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri[2]. Mereka itulah orang-orang yang fasik[3]. 20. Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan[4]. Ayat 21-24 Menerangkan tentang keagungan Al Qur’an, menyucikan Allah Subhaanahu wa Ta’aala dari sifat-sifat kekurangan dan menyebutkan beberapa Al Asmaa’ul Husna dan sifat-sifat-Nya Yang Tinggi. لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ ٢١ هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ ٢٢هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ ٢٣ هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ٢٤ Terjemah Surat Al Hasyr Ayat 21-24 21. [5]Sekiranya Kami turunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung[6], pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir. 22. [7]Dialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. [8]Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Maha Raja, Yang Mahasuci[9], Yang Mahasejahtera[10], Yang Memberikan keamanan[11], Yang Maha Mengawasi, Yang Mahaperkasa[12], Yang Mahakuasa[13], Yang memiliki segala keagungan[14]. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan[15]. 24. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa[16], Dia memiliki nama-nama yang indah[17]. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana[18]. [1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk melakukan kehendak dari keimanan dan konsekwensinya yaitu tetap bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala baik dalam keadaan rahasia maupun terang-terangan dan dalam setiap keadaan serta memperhatikan perintah Allah baik syariat-Nya maupun batasan-Nya serta memperhatikan apa yang dapat memberi mereka manfaat dan membuat mereka celaka serta memperhatikan hasil dari amal yang baik dan amal yang buruk pada hari Kiamat. Karena ketika mereka menjadikan akhirat di hadapan matanya dan di depan hatinya, maka mereka akan bersungguh-sungguh memperbanyak amal yang dapat membuat mereka berbahagia di sana, menyingkirkan penghalang yang dapat memberhentikan mereka dari melakukan perjalanan atau menghalangi mereka atau bahkan memalingkan mereka darnya. Demikian juga, ketika mereka mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan, dimana amal mereka tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak akan sia-sia serta diremehkan-Nya, maka yang demikian dapat membuat mereka semakin semangat beramal saleh. Ayat ini merupakan asas dalam meintrospeksi diri, dan bahwa sepatutnya seorang hamba memeriksa amal yang dikerjakannya, ketika ia melihat ada yang cacat, maka segera disusul dengan mencabutnya, bertobat secara tulus taubatan nashuha dan berpaling dari segala sebab yang dapat membawa dirinya kepada cacat tersebut. Demikian juga ketika ia melihat kekurangan pada dirinya dalam menjalankan perintah Allah, maka ia mengerahkan kemampuannya sambil meminta pertolongan kepada Tuhannya untuk dapat menyempurnakan kekurangan itu dan memperbaikinya serta mengukur antara nikmat-nikmat Allah dan ihsan-Nya yang banyak dengan kekurangan pada amalnya, dimana hal itu akan membuatnya semakin malu kepada-Nya. Sungguh rugi seorang yang lalai terhadap masalah ini dan mirip dengan orang-orang yang lupa kepada Allah; lalai dari mengingat-Nya serta lalai dari memenuhi hak-Nya dan mendatangi keuntungan terbatas bagi dirinya dan hawa nafsunya sehingga mereka tidak mendapatkan keberuntungan, bahkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala menjadikan mereka lupa terhadap maslahat diri mereka, maka keadaan mereka menjadi melampaui batas, mereka pulang ke akhirat dengan membawa kerugian di dunia dan akhirat serta tertipu dengan tipuan yang sulit ditutupi, karena mereka adalah orang-orang yang fasik. [2] Yakni janganlah kamu kamu lupa mengingat Allah, sehingga Dia menjadikan kamu lupa beramal saleh untuk maslahat dirimu, karena balasan disesuaikan dengan jenis amalan. [3] Yaitu orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan menjatuhkan diri mereka ke lembah kemaksiatan. [4] Maksudnya, apakah sama antara orang yang menjaga ketakwaan kepada Allah dan memperhatikan amal yang dilakukannya untuk menghadapi akhirat sehingga ia berhak mendapatkan surga dan kehidupan yang menyenangkan dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah, melupakan hak-hak-Nya sehingga ia pun menjadi celaka di dunia dan berhak mendapatkan neraka di akhirat? Yang pertama memperoleh kemenangan, sedangkan yang kedua memperoleh kerugian. [5] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menerangkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang telah Dia terangkan, demikian pula Dia telah menyebutkan perintah dan larangan, dimana hal ini mengharuskan mereka untuk bersegera kepada apa yang diserukan itu dan meskipun hati mereka dalam hal kerasnya seperti gunung, namun Al Qur’an ini karena dalam nasihatnya dan perintah-perintah dan larangan-larangannya mengandung hikmah dan maslahat, maka sekiranya diturunkan ke atas suatu gunung, tentu engkau akan melihat gunung tersebut tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Perintah-perintah itu perintah yang paling mudah bagi hati dan paling ringan bagi badan serta bersih dari taklif pembebanan yang berat dan menindas, dan perintah-perintah itu cocok di setiap waktu, tempat dan umat. Di penghujung ayat Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan bahwa Dia membuat perumpamaan itu dan menerangkan yang halal dan yang haram kepada hamba-hamba-Nya adalah agar mereka memikirkan ayat-ayatnya dan mentadabburinya, karena dengan memikirkan dan mentadabburinya akan terbuka berbagai macam ilmu, menerangkan kepada seseorang jalan kebaikan dan keburukan, mendorongnya berakhlak mulia dan mencegahnya dari akhlak yang buruk, sehingga tidak ada yang paling memberikan manfaat bagi seorang hamba daripada memikirkan Al Qur’an dan mentadabburi maknanya. [6] Dan ia dijadikan mampu membedakan seperti halnya manusia, sebagaimana disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain. [7] Ayat ini dan setelahnya mengandung banyak nama-nama Allah Subhaanahu wa Ta’aala yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, agung perkaranya dan indah buktinya. Dia memberitahukan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala adalah Tuhan yang berhak disembah karena kesempurnaan-Nya, ihsan-Nya yang merata dan pengaturan-Nya yang menyeluruh. Oleh karena itu, segala sesembahan selain-Nya adalah batil; tidak berhak disembah karena keadaannya yang fakir, lemah dan memiliki banyak kekurangan serta tidak berkuasa apa-apa terhadap dirinya maupun selainnya. [8] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyifati Diri-Nya dengan pengetahuan-Nya yang menyeluruh baik yang gaib bagi makhluk maupun yang tidak gaib tampak, demikian juga dengan meratanya rahmat-Nya yang mengena kepada segala sesuatu. Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengulangi lagi uluhiyyah-Nya keberhakan-Nya diibadahi, tidak selain-Nya, dan bahwa Dia yang memiliki segala sesuatu baik alam bagian atas, alam bagian bawah maupun penghuninya, semuanya milik Allah, butuh kepada-Nya dan diatur-Nya. [9] Dari segala yang tidak layak bagi-Nya. [10] Yang selamat dari aib dan kekurangan; yang diagungkan dan dimuliakan. [11] Bisa juga diartikan yang membenarkan para rasul-Nya dengan ayat dan mukjizat, dengan hujjah dan bukti. [12] Dia tidak dapat dikalahkan, bahkan Dia menundukkan segala sesuatu dan segala sesuatu tunduk kepada-Nya. [13] Dia menundukkan semua makhluk, menutupi hati orang yang sedih dan mengkayakan orang yang fakir. [14] Dia memiliki kebesaran dan keagungan, Dia bersih dari segala aib, kekurangan dan kezaliman. [15] Ini adalah pensucian-Nya secara umum dari segala sifat yang diberikan orang-orang musyrik untuk-Nya. [16] Nama-nama ini terkait dengan menciptakan, mengatur dan menentukan, dimana semua itu hanya Allah Subhaanahu wa Ta’aala yang melakukan tanpa ada sekutu. [17] Dia memiliki nama-nama yang banyak sekali, dimana tidak ada yang dapat menjumlahkannya selain Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Meskpun begitu, semua nama-Nya adalah indah, sifat-sifat yang sempurna, bahkan menunjukkan sifat yang paling sempurna dan paling agung, dimana tidak ada kekurangan di sana dari berbagai sisi. Di antara indahnya adalah bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyukainya, menyukai orang yang menyukainya dan menyukai orang-orang yang berdoa dan meminta dengan nama-nama itu. Demikian pula di antara sempurnanya dan bahwa Dia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi adalah bahwa semua yang ada di langit dan di bumi butuh terus kepada-Nya, bertasbih dengan memuji-Nya, meminta dipenuhi kebutuhannya, lalu Dia memberikan apa yang mereka minta itu dari karunia-Nya dan kemurahan-Nya yang dikehendaki oleh rahmat dan hikmah-Nya. [18] Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan hal itu tidak terjadi kecuali karena hikmah dan maslahat. Selesai tafsir surah Al Hasyr dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil aalamiin.
24 Dialah Allah Yang Menciptakan seluruh makhluk dengan hikmah yang mengagumkan. Yang Mengadakan segala sesuatu dari tiada menjadi ada. Yang Membentuk Rupa manusia ketika masih janin dalam rahim. Dia 59:24, 59 24, 59-24, Surah Al Hasyr 24, Tafsir surat AlHasyr 24, Quran Al-Hashr 24, AlHashr 24, Al Hashr24, Al-Hasyr 24, Surah Al Hasyr ayat 24, #
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 1WRlo52HJ7MlYRUjVA9650h7-Ooa5tOTvtEQ9J11iIzC3CCBCOXErA==
\n\n \n\n\n\n surat al hasyr ayat 18 24 dan artinya
. 334 93 371 166 97 280 48 400

surat al hasyr ayat 18 24 dan artinya