Menghadapkiblat adalah merupakan salah satu syarat di antara syarat-syarat shalat. Ibadah shalat tidak sah hukumnya bila dilakukan dengan tidak menghadap kiblat, kecuali karena riwayat yang menerangkan kebolehan tidak menghadap kiblat dalam shalat khauf (shalat yang dilakukan dalam keadaan perang) serta shalat nafilah yang dilakukan di atas Ilustrasi Buddhis Media3 Macam Perbuatan Baik Succarita dalam Agama BuddhaBuddhis Media. Pada kesempatan kali ini Buddhis Media akan berbagi lanjutan artikel sebelumnya. Agama Buddha mengenal adanya perbuatan baik kusala kamma dan perbuatan buruk akusala kamma. Sebuah ajaran yang sangat masuk akal dan masuk nalar pula. Sang Buddha pernah bersabda bawasannya barang siapa menanam demikianlah pula akan memetic hasilnya. Perbuatan Baik succarita Tiga macam perbuatan baik succarita terdiri dari 3 macam yaitu perbuatan baik melalui badan jasmani kaya succarita, perbuatan baik melalui ucapan vaci succarita dan perbuatan baik melalui pikiran mano succarita. Tiga Macam Kaya Succarita Perbuatan baik melalui badan jasmani meliputi melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup, melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, dan melatih diri menghindari perbuatan asusila. Empat Macam Vaci Succarita Perbuatan baik melalui ucapan meliputi melatih diri menghindari ucapan bohong, melatih diri menghindari memfitnah, melatih diri menghindari kata-kata kasar, melatih diri menghindari omong kosong. Tiga Macam Mano Succarita Perbuatan baik melalui ucapan melipti tidak serakah, tidak memiliki kemauan jahat, dan melatih pandangan benar sesuai Dhamma. Dhamma yang singkat ini semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan kepada semua makhluk hidup. Sadhu, Sadhu, SadhuIKUTI BERITA & ARTIKEL BUDDHIS LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Perbuatanbaik dalam ajaran Buddha sering kali menjadi pembahasan yang menarik. Namun, juga tidak sedikit yang menjadikan perbuatan baik sesuai dengan Dhamma sebagai bahan perbincangan yang mengarah ke perdebatan yang tak ditemukan titik terangnya. Sering kali ada umat Buddha yang menilai bahwa perbuatan A ini loh yang disebut
Oleh Deddy Sukamto & Majaputera Karniawan, Kebaikan dalam pengertian umum Kebaikan adalah suatu nilai yang ada dalam setiap enam agama besar yang diakui di Indonesia dan juga dalam ajaran agama maupun kepercayaan lainnya. Kebaikan juga adalah sebuah nilai universal yang dapat dipahami oleh semua manusia. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kebaikan berakar pada kata baik’ yang berarti elok, patut, teratur; berguna; tidak jahat, sedangkan kebaikan sendiri berarti sifat baik ataupun perbuatan baik KBBI Kebaikan juga sering diasosiasikan dengan kebajikan, yang secara arti kata, kebajikan berarti sesuatu yang mendatangkan kebaikan keselamatan, keberuntungan, dsb; juga berarti perbuatan baik Ibid. Banyak tokoh umum yang juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan mengentaskan ketidakadilan serta kejahatan tanpa menjelaskan secara definitif apa itu kebaikan. Setiap agama pun memiliki nilai kebaikannya sendiri, sehingga sulit menemukan kebaikan menurut pendapat ahli, hal ini dikarenakan kebaikan adalah istilah lazim yang sudah diketahui khalayak umum. Kebaikan dalam Ajaran Buddha Melakukan kebaikan kebajikan berarti menjadi baik kepada sesama, yaitu menjadi bermanfaat bagi sesama atau murah hati Dhammavuddho, 20083 Dalam bahasa Pali, ada beberapa kata yang berarti kebaikan dan kebajikan. Seperti Kusala yang berarti Kebaikan; Punna berarti kebajikan, jasa.; sedangkan Succarita berarti perbuatan kebaikan, bisa melalui perbuatan jasmani, ucapan, maupun pikiran. The Thai Buddhist Sangha Order dalam Ping 201622 menjelaskan berbagai pokok ajaran Buddha yang berhubungan dengan kebajikan Punna No. Palivacana Arti Bahasa Indonesia Sumber 1 Punnam Corehi Duharam Kebajikan tidak dapat dirampok Sam. Sa. 15/50. 2 Punnam Sukham Jivitasankhayamhi Kebajikan memberikan kebahagiaan pada saat ajalnya tiba Khu. Dha. 25/59. 3 Sukho Punnassa uccayo Kebahagiaan berasal dari akumulasi kebajikan Khu. Dha. 25/30. 4 Punnani paralokasmim patittha honti paninam Kebajikan akan melindungi dalam kehidupan yang akan datang Sam. Sa. 15/26; San. Pancaka 22/44; Khu. Ja. Dasaka 27/294. 5 Punnani kayiratha sukhavahani Kebajikan akan membawa kebahagiaan Sam. Sa. 15/3. An. Tika. 20/198. Sumber tabel Pengolahan sendiri. Pada dasar ajarannya, Buddha mengajarkan untuk menghindari segala bentuk kejahatan, mengembangkan kebaikan, dan mensucikan pikiran dari sini sudah terlihat dengan jelas bahwa Ajaran Buddha berorientasi pada perbuatan kebajikan Succarita dan mencegah perbuatan buruk Duccarita serta membuat pikiran menyingkir dari hal-hal yang menimbulkan kekotoran yaitu keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Ketiga hal ini disebut Tiga macam nasihat Sang Buddha Buddha Ovada, Ping, 201627-29. Seseorang yang mempelajari Ajaran Buddha, pertama-tama harus mengetahui dan mampu menghindari serta mencegah semua perbuatan buruk Duccarita. Kesemuanya dari sini dikelompokan melalui 3 tiga jalur yaitu perbuatan buruk melalui jasmani Kaya duccarita, ucapan Vaci duccarita, dan pikiran Mano duccarita dalam U Jotalankara, 201355-56. Apapun jenisnya, perbuatan buruk ini disebut sebagai kualitas tidak bermanfaat atau tidak baik Akusala dhamma yang harus segera diatasi. Ada sepuluh macam duccarita yang harus dihindari Ibid, 201355-65 sebagaimana diterangkan pada tabel berikut No Perbuatan Duccarita Dikatakan terjadi jika Faktor terjadinya lengkap Melalui jalur 1 Membunuh Mahluk hidup Sadar itu Mahluk hidup Kehendak untuk membunuh Usaha untuk membunuh Kematian akibat membunuh. TINDAKAN JASMANI 2 Mencuri Kekayaan orang lain Sadar itu milik orang lain Kehendak untuk mencuri Usaha mencuri Terjadi pencurian akibat usaha. 3 Melakukan hubungan seksual yang salah Objek terlarang perempuan di bawah perwalian Hasrat seksual untuk menikmatinya Upaya untuk menikmati Memasukan alat kelamin ke dalam kelamin orang lain. 4 Berbohong Suatu hal yang tidak benar Kehendak untuk menipu Usaha untuk berbohong Berbicara kebohongan pada orang lain. UCAPAN 5 Memfitnah/ Memecah belah Hubungan yang akan dipecah Pikiran untuk memecah belah Usaha memecah belah Berbicara untuk memecah belah. 6 Ucapan kasar Ada pihak lain untuk dilecehkan Pikiran marah Melakukan pelecehan. 7 Ucapan omong kosong/gosip Adanya pembicaraan tidak masuk akal atau tidak ada untungnya Terdapat topik-topik sejenis. 8 Tamak, iri hati Properti atau materi orang lain Menunjuk dengan mengharapkan ā€œKalau saja itu milikkuā€. PIKIRAN 9 Keinginan jahat Ada mahluk lain Berpikir untuk menyakiti mahluk lain. 10 Pandangan salah Sikap menyesatkan dalam memandang objek Pemahaman berdasarkan konsep yang salah. Sumber tabel Pengolahan sendiri. Setelah mengetahui jenis-jenis perbuatan buruk yang harus dihindari, seseorang perlu berusaha semaksimal mungkin menghindarinya dan mencegahnya untuk timbul, dengan menghindari kejahatan sebagai awal kebajikan. Menghindari perbuatan jahat dan memulai melakukan perbuatan baik tidak perlu dalam hal yang besar, untuk melakukannya dibutuhkan tekad yang kuat, usaha berkesinambungan dan terus menerus. Agar seseorang dapat menjadi semakin baik, usaha ini harus sering dilatih dan dikembangkan dalam kehidupannya. Dalam rangka mengembangkan kebaikan, ada 10 hal yang dapat dikembangkan, yang dinamakan 10 dasar perbuatan baik Dasa Puna Kiriya Vatthu, Iti 230 dalam U Jotalankara, 201371-81 Memberi Dana Memberi adalah bermurah hati, perbuatan derma yang patut dipuji merupakan dasar atau landasan untuk memperoleh berbagai keuntungan atau manfaat. Bentuknya tidak selalu materi, bisa saja berupa non materi. Ada tiga jenis Dana yang paling umum A. Amisa Dana adalah pemberian dalam bentuk benda atau materi; B. Abhaya Dana adalah memberi perlindungan dari bahaya, bisa dari para penguasa yang jahat, pencuri, kebakaran, musibah, binatang buas, musuh, perang, dan lain sebagainya; C. Dhamma Dana adalah memberikan ajaran kebenaran Dhamma dengan pikiran murni, pemberian berbentuk spiritual-religi dengan tujuan mengajarkan jalan menuju akhir dari penderitaan dukkha dan mencapai nibbana. Diantara ketiga jenis ini, Sang Buddha menyatakan Dhamma Dana adalah yang terbaik Moralitas Sila Moralitas adalah aturan, sebuah tatanan aturan yang menjadi dasar tingkah laku baik secara jasmani maupun ucapan. Umat Buddha sedikitnya menjalankan 5 lima aturan sila Pancasila yaitu menghindari pembunuhan mahluk hidup, menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, menghindari perbuatan asusila, menghindari ucapan yang tidak benar, dan menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran DN33. Sangiti Sutta. Pada hari Uposatha, umat Buddha melaksanakan 8 delapan Sila Disebut Atthasila, Atthangauposatha sila – Saį¹…khittÅ«posatha Sutta, yaitu 5 lima sila tadi ditambah menghindari makan makanan setelah tengah hari; menghindari menari, menyanyi, bermain musik, melihat pertunjukan, memakai dan berhias dengan bebungaan, perhiasan, wewangian, kosmetik untuk tujuan menghias dan mempercantik diri; menghindari penggunaan tempat tidur yang tinggi dan besar/mewah atau melaksanakan 9 sembilan Sila Disebut Navasila, Navangauposatha sila – Navaį¹…guposatha Sutta, yaitu 8 delapan Sila ditambah bertekad akan berdiam dalam pikiran memancarkan cinta kasih terhadap semua makhluk. Menjalankan sila selain kewajiban juga adalah suatu bentuk kebaikan yang bisa membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Bhavana Samadhi, meditasi pengembangan mental Meditasi adalah pengembangan mental, sebuah perbuatan baik yang juga bermanfaat bagi melatih pikiran sendiri. Ada 2 dua hal yang harus dikembangkan dalam meditasi, yaitu Samatha ketenangan batin dan Vipassana pandangan terang. Apacayana Apaciti Rasa Hormat Secara harfiah berarti kehendak yang timbul dari dalam diri seseorang untuk menghormat kepada orang yang bijaksana atau orang yang lebih tua dengan berdiri dari tempat duduknya dan memberikan penghormatan tanpa mengharapkan pamrih apapun. Rasa hormat sebagai suatu dasar perbuatan baik yang patut dipuji, misalnya ketika pergi menemui seorang bhikkhu senior, kita membawakan mangkuk dan jubah kepadanya, memberikan penghormatan kepadanya, menunjukkan jalan, dan sebagainya. Ada 4 empat manfaat bagi seseorang yang menghormati orang yang lebih tua yaitu umur panjang, paras bagus, kebahagiaan, dan kekuatan. Veyyavacca Pelayanan Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dalam diri seseorang dalam menjalankan tugas-tugas atau kewajibannya kepada seorang yang lebih tua atau merawat mereka yang sakit dengan pikiran tulus dan murni. Pelayanan sebagai dasar perbuatan baik yang patut dipuji harus dijalankan dalam bentuk menjalankan tugas dan kewajiban baik besar maupun kecil, seperti bakti kepada orang tua, memenuhi tugas dari guru, dan sebagainya. Pattidana Pelimpahan jasa Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang untuk mendedikasikan jasa kebajikan kepada yang lainnya. Seseorang berbagi jasa kebajikan sebagai dasar perbuatan baik misalnya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan baik seperti berdana bunga atau makanan, ia mendedikasikan perbuatan baiknya dengan berharap ā€œsemoga perbuatan baik ini dapat dinikmati oleh seseorang, atau semua makhlukā€. Pattanumodana Bergembira atas kebaikan orang lain Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang bergembira atau bersukacita dengan jasa kebajikan yang diperbuat oleh orang lain yang telah dilakukan. Pattanumodana juga sama dengan Muditta simpati, yaitu bersimpati atau turut bahagia dengan kebaikan dan kebahagiaan makhluk lain. Hal ini dapat dilakukan misalnya ketika telah melihat perbuatan baik yang dilakukan orang lain, kita turut berbahagia dengan mengucapkan terima kasih’, bagus’, baik sekali’, sādhu’, dan sebagainya. Dilakukan saat orang lain berbagi jasa kebaikan dengan kita ataupun ketika orang lain telah melakukan perbuatan baik. Dhammadesana Membabarkan Dhamma Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang membabarkan Dhamma ajaran kebenaran atau memberikan ceramah Dhamma tanpa mengharapkan imbalan, pamrih, ataupun penghargaan. Semata-mata agar para pendengar dapat memperoleh manfaat dari Dhamma yang kita sampaikan. Dhammasavana Mendengarkan pembabaran Dhamma Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang mendengarkan ceramah ataupun pembabaran Dhamma dari orang lain dengan pikiran murni, sebagai bentuk perbuatan baik yang akan membawa manfaat apabila dapat dipraktikkan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, lebih baik lagi jika bisa dibagikan kembali kepada orang lain sehingga orang lain tersebut juga memperoleh manfaat, seperti Khujuttara yang mendengarkan Dhamma dari Sang Buddha dan kemudian membagikannya kembali kepada Samavati Vijjananda, 2008. Ditthujukamma Meluruskan pandangan salah Adalah meluruskan pandangan salah seseorang, atau memperbaiki pandangan-pandangannya sendiri, itulah dasar perbuatan baik yang patut dipuji. Dengan melakukan kesepuluh dasar perbuatan kebajikan sama dengan halnya memenuhi pengajaran Sang Buddha tentang ā€œmengembangkan kebajikanā€, inilah bentuk praktis dalam Ajaran Buddha yang kedua. Mengembangkan kebajikan dan Menghindari kejahatan dengan 4 empat Usaha Benar Sammapadhana Dalam rangka memperkuat praktik kita agar terus tumbuh dalam Ajaran Buddha, Sang Buddha telah mengajarkan metode 4 empat usaha benar Cattaro Sammapadhana, keempatnya memiliki 4 empat tujuan yang berbeda-beda PācÄ«nādi Sutta, yaitu Membangkitkan keinginan untuk tidak memunculkan kondisi-kondisi buruk yang tidak bermanfaat yang belum muncul; Membangkitkan keinginan untuk meninggalkan kondisi-kondisi buruk yang tidak bermanfaat yang telah muncul; Membangkitkan keinginan untuk memunculkan kondisi-kondisi bermanfaat yang belum muncul; Membangkitkan keinginan untuk mempertahankan, meningkatkan, dan memperluas kondisi-kondisi bermanfaat yang telah muncul, untuk memenuhinya melalui pengembangan. Metode empat usaha benar Saṃvara Sutta terdiri dari Usaha dengan mengendalikan Saṃvarappadhānaṃ, maknanya adalah mengendalikan diri untuk tidak memunculkan atau mencegah kualitas-kualitas buruk tidak bermanfaat yang belum muncul memenuhi tujuan pada poin A. Caranya dengan menjalankan pengendalian keenam indera mata, telinga, hidung, lidah, kulit badan, dan pikiran dengan tidak menggenggam atau melekat pada gambaran dan ciri-cirinya, sehingga tidak akan muncul kerinduan dan kesedihan yang dapat muncul akibat melekat pada keenam indera ataupun objek turunannya. Usaha dengan meninggalkan Pahānappadhānaṃ, maknanya adalah meninggalkan kualitas-kualitas buruk tidak bermanfaat yang telah muncul memenuhi poin B. Caranya dengan tidak membiarkan pikiran buruk yang telah muncul berupa pikiran keinginan inderawi, pikiran berniat buruk, dan pikiran mencelakai. Berupaya untuk melenyapkan pikiran-pikiran buruk tersebut adalah usaha benar dengan meninggalkannya. Usaha dengan mengembangkan Bhāvanāppadhānaṃ maknanya adalah memunculkan kualitas-kualitas baik dan bermanfaat yang belum muncul memenuhi poin C. Caranya adalah dengan melatih mengembangkan 7 tujuh faktor yang disebut 7 faktor pencerahan, yaitu Perhatian, penyelidikan fenomena, semangat, kegiuran batin, ketenangan batin, Samadhi, dan keseimbangan batin. Dengan demikian, maka kualitas-kualitas bermanfaat dapat muncul dan tumbuh pada seseorang. Usaha dengan melindungi Anurakkhaṇāppadhānaṃ maknanya adalah mempertahankan serta berupaya mengembangkan dan meluaskan kualitas-kualitas baik dan bermanfaat yang telah muncul memenuhi poin D. Caranya adalah dengan melindungi objek konsentrasi yang baik samādhiĀ­nimittaṃ yang telah muncul dalam meditasi, dengan demikian cara ini ditempuh dalam meditasi. Dengan melatih ke empat usaha benar ini, maka kebaikan akan semakin berkembang dan kejahatan dapat ditekan semaksimal mungkin, dan memaksimalkan agar kejahatan tidak dapat timbul dan bertahan kuat di dalam diri seseorang di kemudian hari serta kebaikan akan terus tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang. Demikianlah nilai kebaikan dalam Ajaran Buddha. *** DAFTAR PUSTAKA Dhammavuddho, Ven Hye Bhikkhu. 2008. Ajaran Buddha. Jakarta. Penerbit Dian Dharma. Vijjananda, Handaka. 2008. Bodhi – Samawati kekuatan cinta. Jakarta. Penerbit Ehipassiko Foundation. Ping, Tjhan Shao Penyunting. 2016. Kurikulum Dhamma Tingkat Satu. Edisi 1 Hak cipta oleh The Thai Buddhist Sangha Order, The Office of the Dhamma-Studies Management and Examination, Controller Under the Royal Patronage. Bandung. Penerbit THE BOARD COMMITTEE FOR DHAMMAYUT IN INDONESIA Vihara Vipassana Graha. Suttacentral Offline Legacy Version. 2005. DÄ«gha Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. DÄ«gha Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Offline Legacy Version. 2005. Saṃyutta Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. Saṃyutta Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Offline Legacy Version. 2005. Aį¹…guttara Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. Aį¹…guttara Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. U Jotalankara, Sayadaw. 2013. AJARAN-AJARAN DASAR BUDDHISME. Jakarta. Penerbit Yayasan Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute. Yoga Permana, I Putu. 2014, KBBI Diakses melalui aplikasi windows phone pada 10 Oktober 2018 2006.
MeditasiAgama Buddha ~ Guru Agama Buddha. Rabu, 13 Mei 2015. Meditasi Agama Buddha. Pada umumnya masyarakat, terutama umat Buddha telah sering mendengar perkataan bhavana atau Samadhi atau meditasi. Namun perkataan meditasi sering di salah artikan, baik oleh umat Buddha sendiri maupun bukan. Pada saat kata meditasi disebut, Dasa Punnakiriyavatthu, Inilah 10 Cara Perbuatan Kebajikan ala Buddhis – Inti Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah ā€œJanganlah berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddhaā€ Sumber Gambar Bahtera Ilmu – Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Buddha Dharma. Sang Buddha menjelaskan ada 10 cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Dasa Punnakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, punna, kiriya, dan vatthu. Dasa artinya sepuluh, Punna artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna, Kiriya artinya melakukan, vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa Punnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik atau baik. Bagi umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakan salah satu atau keseluruhan dari dasa punnakiriyavatthu tersebut. Sepuluh cara untuk melakukan perbuatan baik terdiri dari DANA Dana berarti beramal/memberi/membantu/menolong makhluk lain tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana kita. Dana dapat diberikan dalam bentuk materi/barang dan non materi. SILA Sila artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. Sila terdiri dari Pancasila lima latihan kemoralan. Pancasila dilaksanakan oleh umat Buddha dalam kehidupan delapan latihan kemoralan. Atthasila dilaksanakan oleh umat Buddha biasa yang berlatih menjalankan hidup sederhana. Biasanya atthasila dilaksanakan setiap tanggal 1,8,15,23 setiap bulan pada penanggalan Majjhima Sila terdiri dari sepuluh latihan kemoralan. Sila ini dilaksanakan oleh samanera atau samaneri calon bhikkhu/ni dalam kehidupan sehari-hari. Samanera hidup sebagai pertapa hidup berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain.Patimokkhasila adalah sila yang dilaksanakan oleh para bhikkhu dan bhikkhuni dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, bhikkhuni melaksanakan sila berjumlah 311 latihan. BHAVANA Bhavana/meditasi/samadhi artinya mengembangkan pikiran yang baik tertuju pada satu objek. Bhavana terdiri dari 2 macam, yaitu Samatha bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil dari meditasi ini adalah Abhinna kekuatan batin.Vipassana bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Objek meditasi ini berjumlah 2 macam yaitu Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau Nibbana. APACAYANA Artinya rendah hati dan hormat menghormati mereka yang lebih tua dan yang pantas diberi hormat. Dengan sikap rendah hati dan hormat kelak akan terlahir dalam keluarga luhur. Sifat sombong adalah lawan dari sifat apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih tinggi statusnya dari orang lain adalah sifat sombong. VEYYAVACCA Artinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan. Berbakti mengakibatkan seseorang memperoleh penghargaan dari masyarakat. Sumber Gambar NALANDA FOUNDATION PATTIDANA Artinya suka membagi kebahagiaan kepada yang lain, tidak kikir dan tidak mementingkan diri sendiri. Pattidana juga berarti melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yang telah meninggal dengan harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat kita berbuat kebaikan. Dalam melaksanakan hal ini berakibat terlahir dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai hal. PATTANUMOTANA Artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa iri hati. Pattanumodana sama dengan Mudita. DHAMMASAVANA Artinya mempelajari dan sering mendengarkan dhamma khotbah/ceramah dhamma. Sering mendengarkan dhamma akan menambah kebijaksanaan. DHAMMADESANA Artinya menyebarkan atau menerangkan dhamma. Menyebarkan dan mendengarkan dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan. DITTHUJUKAMMA Artinya berpandangan hidup yang benar. Pandangan hidup yang benar lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah terbebas dari Lobha, Dosa, Moha. Berpengertian dan berpandangan hidup yang benar berbuah dengan diperkuatnya keyakinan. SuttaPitaka dibagi menjadi 5 ā€˜Kumpulan’ atau Nikaya atau buku yaitu: 1. Digha nikaya. Silakhandavagga (sutta-sutta yang panjang, terdiri dari 13 sutta) Majjhima Nikaya merupakan buku kedua dalam Sutta Pitaka, yang memuat khotbah-khotbah sedang/menengah (Majjhima) dari Sang Buddha. Majjhima Nikaya memuat 152 sutta, terbagi atas 3 bagian
10 Jalan Perbuatan Baik – Dasa Kusala Kamma Patta10 Jalan perbuatan baik Dasa Kusala Kamma adalah landasan Buddha Dhamma. Hukum alam didasarkan pada Kusala-Kamma atau Dasapunnakiriyavatthu berasal dari kata Dasa, Punnakiriya dan Vatthu. Dasa artinya sepuluh. Punna kiriya artinya jasa atau berbuat kebajikan. Dan Vatthu artinya perihal atau cara. Jadi, Dasapunnakiriyavatthu artinya 10 jalan perbuatan baik atau sepuluh cara untuk berbuat kebajikan atau jasa. Dasapunnakiriyavatthu ini disebut juga Dasa Kusala-Kamma. Sepuluh cara tersebut adalah1. DanaArtinya beramal, murah hati, membantu orang, memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan keperluannya tanpa terdiri dari 4 macam, antara lain• Amisadana dana yang diberikan dalam bentuk materi atau barang. Misalnya memberikan uang, beras, makanan, pakaian, obat-obatan, dll. • Dhammadana berdana dalaam bentuk pengorbanan atau pemberian dalam bentuk memberi penerangan, khotbah, ceramah atau mengajar dhamma kepada seseorang atau banyak orang. Dhammadana ini adalah dana yang paling tinggi nilainya atau pahalanya. • Atidana berdana dalam bentuk pengorbanan diri sendiri demi kepentingan umat manusia. Contoh usaha Pangeran Siddharta untuk menjadi Buddha. • Mahatidana berdana dalam bentuk pengorbanan diri atau kehidupannya sendiri untuk mencapai cita-cita luhur. Contoh Pertapa Gautama berusaha menyempurnakan paramita hingga mencapai Nibbana. Contoh lain Para pahlawan yang rela mengorbankan diri atau kehidupan mereka demi membela tanah SilaArtinya melakukan perbuatan, ucapan, dan penghidupan yang benar. Bhavana artinya pengembangan batin, yaitu upaya untuk membersihkan pikiran dan mengembangkan sikap selalu terdiri dari • Pancasila lima latihan kemoralan Pancasila dilaksanakan oleh umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari. • Atthasila delapan latihan kemoralan. Atthasila dilaksanakan oleh umat Buddha biasa yang berlatih menjalankan hidup sederhana. Biasanya atthasila dilaksanakan setiap tanggal 1,8,15,23 setiap bulan pada penanggalan bulan lunar • Dasasila Majjhima Sila terdiri dari sepuluh latihan kemoralan. Sila ini dilaksanakan oleh samanera atau samaneri calon bhikkhu/ni dalam kehidupan sehari-hari. Samanera hidup sebagai pertapahidup berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. • Patimokkhasila adalah sila yang dilaksanakan oleh para bhikkhu dan bhikkhuni dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, bhikkhuni melaksanakan sila berjumlah 311 yang benar akan berakibat terlahir dalam keluarga luhur yang BhavanaBhavana/meditasi/samadhi artinya mengembangkan pikiran yang baik tertuju pada satu obyek. Bhavana terdiri dari 2 macam, yaitu • Samatha_bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil dari meditasi ini adalah Abhinna kekuatan batin. • Vipassana_bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Obyek meditasi ini ada 2 macam yaitu Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau melaksanakan meditasi kelah akan terlahir di alam Dewa dan alam Apacayana Artinya sifat rendah hati, tidak sombong, serta menghormat kepada yang pantas dihormati dan termasuk menghormat mereka yang lebih berendah hati dan hormat kelak akan terlahir dalam keluarga luhur. Sifat sombong adalah lawan dari sifat apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih tinggi statusnya dari orang lain adalah sifat VeyyavacaArtinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut memberi dana pada bulan Kathina, menjadi panitia pada hari besar keagamaan, mengakibatkan seseorang memperoleh penghargaan dari juga ? Contoh Karma Baik dan Buruk – Melihat Karma dalam Kehidupan Sehari-Hari6. PattidanaYang berarti membagi kebahagiaan dengan orang lain, tidak mementingkan diri juga berarti melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yang telah meninggal dengan harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat kita berbuat melaksanakan hal ini berakibat terlahir dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai Pattanumodana artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa iri hati, sikap menerima dan bergembira dalam ikut menikmati hasil perbuatan baik orang ikut senang melihat kebahagiaan orang lain, memberi ucapan selamat ulang tahun, melaksanakan hal ini kelak akan terlahir dalam lingkungan yang Dhammasavanaartinya mempelajari dan sering mendengarkan macam berkah atau keuntungan mendengarkan dan mempelajari dhamma, antara lain1. Dapat mendengarkan dhamma yang belum pernah didengar 2. Akan lebih dimengerti bagi mereka yang telah mendengarnya 3. Dapat menghilangkan keragu-raguan akan kebenaran dhamma 4. Akam memiliki pandangan yang terang 5. Pikiran akan menjadi bersihDengan sering mendengarkan dhamma akan menambah Dhammadesana Artinya menyebarkan atau membabarkan melaksanakan Dhammadesana adalah bhikkhu, bhikkhuni, samanera, atau menyebarkan dan menerangkan dhamma berbuah dengan bertambahnya DitthijukammaArtinya berpandangan hidup yang benar atau meluruskan pandangan hidup yang salah menjadi pandangan hidup yang hidup yang benar lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah terbebas dari Lobha, Dosa, Moha dan LainnyaSejarah Candi Borobudur Abad – Memiliki 6 Teras dan 504 Patung BuddhaContoh Karma Baik dan Buruk – Melihat Karma dalam Kehidupan Sehari-HariSiddhartha Gautama 563–483 SM – Filsuf BuddhaKepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?Arti Mimp Tafsir, Definisi, Penjelasan Mimpi Secara PsikologiTanda Astrologi Zodiak Peringkat Dari Yang Terbaik Sampai TerburukFeng Shui – Penjelasan dan ContohArti Kartu Tarot – Tafsir, Arti, Makna, Penjelasan, Cara Bermain Kartu Tarot10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!Sejarah Nusantara – Kronologi Dari Zaman Prasejarah Sampai SekarangUrutan Planet-Planet Terdekat Dengan MatahariCara Tips Pintar Dalam Kehidupan Sehari-HariCara Mengatur Kamar Tidur Menurut Feng Shui – Untuk Kebaikan AndaHewan peliharaan mana yang sesuai dengan tanda zodiak Anda?10 Pembunuh Berantai Tersadis di Dunia Serial Killer5 Pulau Terbesar Di Indonesia10 Kota Terbesar di AmerikaSeperti Apa Psikopat Itu Sebenarnya?Rudal – Peluru Kendali – Pengertian, Jenis dan ContohIndonesia Juga Memiliki 3 Reaktor Nuklir – Rumus Kimia Uranium U92Reaksi NuklirDaftar Hari Penting Di Indonesia Hari Libur / Hari Besar / Hari Raya KeagamaanMengapa Suhu Udara Lebih Dingin Saat Ketinggian Tempat Meningkat?Kanker Payudara Penularan, Penyebab, Gejala, Perawatan, Pencegahan, Diteksi DiniSistem Reproduksi Manusia, Hewan dan TumbuhanTanpa Batu Rosetta, Kita Tidak Tahu Tentang Mesir KunoApakah Produk Pembalut Wanita Aman?Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus 1961Apakah Produk Pembalut Wanita Aman?Sistem Reproduksi Manusia, Hewan dan TumbuhanKepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?Unduh / Download Aplikasi HP Pinter PandaiRespons ā€œoooh begitu yaā€¦ā€ akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!HP AndroidHP iOS AppleSumber bacaan Pure Dhamma, WikipediaPinter Pandai ā€œBersama-Sama Berbagi Ilmuā€ Quiz Matematika IPA Geografi & Sejarah Info Unik Lainnya Business & Marketing
BukuPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan yang harus dilakukan peserta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.
NASIB/TAKDIR...pengertian & 10 cara merubah nasib/takdir menjadi lebih baik KESIMPULAN TENTANG ā€œNASIB/TAKDIRā€/KARMA menurut paham Buddhisme 1. Segala sesuatu di dunia tidaklah kekal, selalu berubah2. Perjalanan hidup seseorang juga dapat berubah3. Perubahan perjalanan hidup ditentukan oleh perbuatannya paling sedikit, sepuluh perbuatan yang dapat mengubah kehidupanAgama Buddha memang melihat kehidupan ini tidaklah kekal, selalu berubah. Dengan demikian, memang benar bahwa nasib seseorang pun dapat berubah. Nasib sesungguhnya adalah merupakan kumpulan buah perbuatan baik maupun buruk yang telah pernah dilakukan seseorang. Salah satu sabda Sang Buddha yang sangat terkenal tentang ini adalah "Sesuai dengan benih yang ditabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan dan pembuat kejahatan akan menerima kejahatan olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah dari padanya" Samyutta Nikaya I, 227. Jelas sudah sekarang bahwa suka dan duka adalah buah perbuatan sendiri. Dengan demikian, nasib pasti dapat diperbaiki dengan melakukan suatu tindakan tertentu. Agar lebih jelas memahami Ajaran Sang Buddha yang dapat dipergunakan untuk mengubah nasib maka disusunlah makalah ini. Namun, agar terhindar dari kerancuan pengertian istilah 'nasib' yang telah berkembang di tengah masyarakat bahwa nasib tidak dapat diubah maka dalam makalah ini digunakan istilah yang lebih sesuai yaitu Kamma Pali atau Karma Sanskerta.Istilah 'kamma' memang telah dipergunakan oleh Sang Buddha sendiri. Dalam pembahasan makalah akan digunakan istilah yang cukup memasyarakat yaitu 'karma'.Memperhatikan perumpamaan yang diberikan Sang Buddha tentang Hukum Karma, dapatlah dimengerti bahwa Hukum Karma sebenarnya adalah Hukum Sebab dan Akibat. Apabila ada sebab maka timbul pula akibat; apabila hilang penyebabnya maka hilang pula akibat. Hukum Sebab dan Akibat ini adalah merupakan hakekat kehidupan. Oleh karena itu, ada beberapa kondisi alam yang juga dipengaruhi oleh Hukum Sebab dan Akibat. Kondisi ini diuraikan dalam Abhidhamma Vatara 54 sebagai HUKUM ALAM Pancaniyama Dhamma yaitu1. Bija Niyama Hukum mengenai biji - bijian2. Utu Niyama Hukum yang berkenaan dengan temperatur3. Kamma Niyama Hukum Perbuatan4. Citta Niyama Hukum akibat dari kemampuan pikiran5. Dhamma Niyama Adanya gravitasiHukum Karma Kamma Niyama ternyata adalah salah satu dari Hukum Sebab dan Akibat. Sesuaidengan prinsip dasar Hukum Sebab dan Akibat berarti setiap suka dan duka yang dialami pasti adasebabnya. Apabila dapat mengatasi penyebabnya maka akibatnya pun dapat diubah. Jadi, kebahagiaan dapat dimunculkan dan penderitaan dapat dihindari asalkan mengetahui penyebab kebahagiaan dan penderitaan. Untuk dapat menumbuhkan kebahagiaan dan menghindari penderitaan, cara kerja karma harus diketahui terlebih dahulu. Pada kitab Visuddhimagga 601, cara kerja karma dibagi menjadi1. Karma yang menyebabkan kelahiranPada saat kelahiran, seseorang tidak dapat menentukan sendiri agar dapat lahir dengan bentuk tubuhtertentu, jenis kelamin tertentu dan sebagainya. Apa yang didapat pada saat kelahiran adalah mutlak buah karma yang telah pernah diperbuat dalam kehidupan sebelumnya. Lahir sebagai lelaki atau wanita, lahir sempurna atau cacad adalah hasil kerja karma yang melahirkan berdasarkan timbunan karma baik maupun buruk yang Karma yang mendukung buah karma yang tengah dialami .Kerja karma jenis kedua ini adalah memberikan tambahan atas karma yang muncul pada saatkelahiran. Apabila seorang anak lahir dengan lebih banyak memiliki karma baik sehingga ia mempunyai bentuk tubuh indah, sehat, ganteng / cantik dan sempurna maka karma yang mendukung memberikan nilai tambah lagi yaitu misalnya ia lahir dalam keluarga kaya raya, keturunan yang terhormat dan seterusnya. Sebaliknya, anak yang lahir dengan timbunan karma buruk yang cukup banyak sehingga ia memiliki tubuh cacad, wajah buruk maka akan ditambah pula dengan kelahirannya di keluarga pra sejahtera, kondisi keluarga yang kerja karma ini adalah jika seseorang lahir bahagia maka akan ditambah kebahagiaannya; bila saat lahir sudah menderita maka ditambah pula Karma yang mengurangi buah karma yang sedang dialamiKehidupan bahagia dan tambah bahagia serta mereka yang menderita semakin menderita ternyatamasih dapat diperbaiki. Kebahagiaan dapat ditingkatkan dan penderitaan dapat dikurangi. Inilah yang menjadi tugas karma jenis ini. Namun, tugas tersebut harus dilaksanakan sendiri. Artinya, mereka yang ingin tambah bahagia dan menghindari penderitaan harus mampu melakukan perbuatan baik. Ada banyak perbuatan baik yang dapat dilaksanakan. Dalam bagian lain makalah ini nanti akan dibahas satu demi tentang cara kerja karma jenis inilah yang akan dapat memberikan makna dalam kehidupan. Orang akan terdorong untuk melakukan kebajikan karena menyadari bahwa buah kebahagiaan akan dialami sendiri. Sebaliknya bila ia mengalami kesulitan, ia tidak akan putus asa karena sadar bahwa ia sendirilah yang dapat mengubah tangis menjadi tawa. Dari sinilah semangat hidup dapat sini pula dibangkitkan kelebihan manusia sebagai penentu suka duka hidupnya sendiri. Tidak akan ada kekecewaan di kala menderita; tiada kesombongan di kala suka karena orang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami adalah hasil perbuatannya Karma yang memotong karma yang menyebabkan kelahiranPerubahan yang sangat drastis akibat perbuatan sendiri dapat menimbulkan jalan hidup yangbertentangan dengan karma yang dialami sewaktu dilahirkan. Seseorang yang sempurna tubuhnya dan lahir dari keluarga bangsawan namun ia suka mabuk-mabukan akan dapat mengakibatkan dia menderita selamanya, misalnya apabila ia mengalami kecelakaan lalu lintas yang berakibat cacad seumur demikian,, hilang kesempurnaan tubuhnya dan tidak ada lagi arti keturunan bangsawan yangdimilikinya. Sebaliknya orang yang buruk wajahnya dan lahir di keluarga miskin, namun ia rajin dan penuh kejujuran maka ia dapat memperoleh kepercayaan dari atasannya untuk jabatan penting tertentu dalam suatu perusahaan, misalnya. Jabatan penting yang dipercayakan kepadanya akan dapat memperbaiki kondisi ekonominya yang semula sulit. Jabatan itu juga menyebabkan ia menjadi orang terhormat yang bertolak belakang dengan keadaan yang dialaminya sewaktu ia mengerti cara kerja karma di atas, maka segala perbuatan baik dan buruk yang kita lakukanadalah termasuk dalam jenis karma kelompok ketiga Karma yang mengurangi buah karma yang sedang dialami. Apabila banyak perbuatan baik yang kita lakukan, maka kebahagiaan dapat terus ditingkatkan dan penderitaan dapat dikurangi. Sedangkan perbuatan jahat harus dihindari karena akan dapat menurunkan kebahagiaan dan meningkatkan penderitaan yang tengah dialami. Inilah kunci penting perubahan Dighanikaya Atthakatha III, 999 terdapat sepuluh jalan berbuat kebaikan DasaPuƱƱakiriyavatthu yaitu1. DĆ£namaya memberikan dana / kerelaan2. SĆ®lamaya menjaga sila kemoralan3. BhĆ£vanĆ£maya mengembangkan batin4. ApacĆ£yanamaya bersikap rendah hati dan menghormati mereka yang lebih tua5. VeyyĆ£vaccamaya membantu dan bersemangat dalam melakukan hal yang patut6. PatidĆ£namaya melimpahkan jasa baik kita7. PattĆ£numodĆ£namaya menerima dan bergembira atas perbuatan baik orang DhammadesanĆ£maya memberikan kotbah Dhamma10. Ditthujukakamma membenarkan pengertian salahPenjelasan mendetail 10 cara merubah nasib anda 1. DĆ£namaya memberikan dana / kerelaanDana atau kerelaan dalam Agama Buddha adalah menjadi dasar segala perbuatan baik. Tidak akan ada perbuatan baik yang dilakukan seseorang apabila ia tidak memiliki kerelaan. Dana yang dimaksudkan di sini tidaklah selalu hanya berhubungan dengan uang ataupun materi saja. Dana yang dibicarakan adalah dana yang bersifat materi dan juga dana yang tidak bersifat materi. Dana yang bersifat materi lebih biasa di dengar, sedangkan salah satu contoh dana yang bersifat bukan materi adalah kesediaan seseorang memberi maaf kepada orang yang bersalah. Pada tingkat awal, orang memang dianjurkan berdana dalam bentuk materi, misalnya uang, pakaian, makanan maupun kebutuhan yang lain. Sesungguhnya makna dana ini adalah menumbuhkan kebiasaan berpikir untuk membahagiakan mahluk lain. Bahkan, semua mahluk. Ia akan membahagiakan mereka dengan segala macam cara. Menumbuhkembangkan pikiran yang penuh cinta kasih. Dalam Jataka 37 disebutkan bahwa apabila seseorang memiliki pikiran penuh cinta kasih maka ia akan merasa welas asih kepada semua mahluk di dunia. Semua mahluk yang ada di atas, di bawah dan di sekelilingnya, tak terbatas di manapun juga. Apabila sikap ini sudah dapat terbentuk dengan kemampuan materi, maka dapat dilanjutkan dengan memberikan hal-hal yang bukan materi. Mau mendengarkan kesulitan orang lain adalah juga termasuk berdana yang bukan SĆ®lamaya menjaga sila kemoralanPelaksanaan kemoralan ditujukan agar seseorang selain mampu berbuat baik, ia hendaknya juga mampu mengendalikan dirinya, mengendalikan tingkah lakunya. Dalam pelaksanaan sila, sebagai permulaan, seseorang dapat melatih lima sila atau disebut juga sebagai Pancasila Buddhis dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Lima latihan kemoralan itu adalah latihan untuk tidak membunuh dan menganiaya mahluk hidup, tidak mencuri, tidak melanggar kesusilaan, tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukan Anguttara Nikaya III, 203. Tujuan dari pelaksanaan sila ini agar si pelaku tidak memiliki kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri maupun fihak lain. Dengan pelaksanaan sila, selain si pelaku dapat diterima sebagai anggota masyarakat yang baik, ia pun juga termasuk melakukan karma baik. Dalam Theragatha 608 disebutkan bahwa di sini, di dunia ini, seseorang haruslah melatih dengan cermat untuk menyempurnakan kemoralan, karena kemoralan apabila dikembangkan dengan baik akan menghantarkan semua keberhasilan ke dalam genggaman. Selanjutnya, apabila pelaksanaan latihan lima sila ini ingin ditingkatkan, maka seseorang dapat melatih delapan sila sehari dalam seminggu. Lebih meningkat lagi adalah dengan melaksanakan sepuluh sila yaitu dengan menjadi samanera sementara ataupun tetap. Paling banyak latihan sila adalah dengan melakukan bhikkhu sila yaitu melatih 227 peraturan BhĆ£vanĆ£maya mengembangkan batinBerdana dan melaksanakan kemoralan adalah latihan pembentukan kebiasaan yang masih berkaitandengan unsur fisik seseorang. Kedua latihan ini sudah cukup baik, namun masih harus seseorang hanya melatih diri sampai pada unsur fisik saja, maka ia akan menjadi orang yangmunafik, pandai berpura-pura; baik kelakuan tetapi jahat pikirannya. Ia hendaknya juga melatih pikirannya dengan meditasi. Meditasi sebaiknya dilatih setiap hari, pagi dan sore hari paling sedikit 15 menit atau 30 menit setiap latihan. Melalui meditasi orang dibiasakan berpikir yang baik, berkonsentrasi pada segala hal yang sedang dipikirkan, dikerjakan dan diucapkan. Tujuan utama meditasi adalah membentuk kebiasaan berpikir, hidup adalah saat ini. Pikiran seseorang sering melayang ke masa lampau ataupun yang akan datang, akibatnya timbullah perasaan suka dan duka. Suka adalah sebagai akibat tercapainya keinginan di masa lampau atau karena membayangkan kebahagiaan yang akan diperoleh di masa depan. Sebaliknya duka adalah karena keinginan di masa lampau tidak tercapai atau ketakutan membayangan masa yang akan datang. Padahal, keduanya adalah tipuan pikiran belaka. Di masa lampau seseorang pernah hidup tetapi ia sudah tidak hidup di masa itu lagi. Sedangkan masa depan, ia akan hidup tetapi belum tentu hidup. Hidup adalah saat ini. Ketakutan maupun kebahagiaan semu justru akan menyianyiakan kenyataan bahwa saat inilah seseorang sedang hidup!4. ApacĆ£yanamaya bersikap rendah hati dan menghormati mereka yang lebih tuaRendah hati adalah salah satu bentuk latihan mengurangi keakuan. Keakuan menjadikan seseorang merasa sebagai tokoh utama dalam hidup ini. Tanpa dirinya seakan dunia tidak akan berputar lagi. Padahal menurut Buddha Dhamma kehidupan ini sesungguhnya dicengkeram oleh Hukum Sebab dan Akibat. Artinya, seseorang mampu mencapai kondisi seperti saat ini pasti ada sebabnya. Dan dari salah satu penyebab tersebut, pasti juga akan melibatkan fihak lain. Seseorang tidak akan pernah mampu untuk hidup sendirian dalam dunia. Ia pasti membutuhkan fihak lain untuk saling membantu. Oleh karena itu, apabila telah disadari bahwa orang tidak dapat hidup sendirian, maka orang akan mampu mengurangi rasa keakuan, mengikis kesombongan. Orang akan dapat hidup hormat menghormati. Orang akan menghormati mereka yang atut memperoleh penghormatan. Orangtua misalnya, adalah orang yang menyebabkan seseorang ada di dunia ini. Mereka pula yang membesarkan dan mendidik karena itu, sudah selayaknya mereka memperoleh penghormatan. Demikian pula dengan kakak yang mungkin juga telah ikut berperan dalam menjaga dan menghindarkan seseorang dari bahaya. Para guru juga memiliki jasa dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. Serta masih sangat banyak fihak lain lagi yang amat berjasa dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Penghormatan selain sebagai sarana mengurangi keakuan, juga untuk membiasakan seseorang agar dapat mengenal budi baik orang lain. Dalam Anguttara Nikaya I, 87 dinyatakan bahwa terdapat dua tanda yang dimiliki oleh orang yang sulit dijumpai di dunia ini. Kedua tanda itu adalah, pertama, orang tersebut memiliki kemampuan dan kemauan untuk memberikan pertolongan kepada fihak lain, tanpa mengharapkan imbalan apapun juga. Kedua, orang tersebut memiliki kesadaran atas kebaikan yang telah pernah diterimanya dan berusaha untuk berbuat baik kepada fihak tersebut dengan lebih besar daripada kebaikan yang pernah diterimanya. Sesungguhnya, adalah satu perbuatan baik yang dapat cepat mengubah karma seseorang apabila ia dapat mengingat jasa kebaikan orang lain, memberikan penghormatan yang selayaknya serta membalas kebaikan VeyyĆ£vaccamaya membantu dan bersemangat dalam melakukan hal yang patutPerbuatan baik tidak berarti hanya berusaha menghindari kejahatan dengan melatih kemoralan. Menghindari melakukan kejahatan adalah salah satu bentuk perbuatan baik yang dikategorikan kebaikan pasif. Sebutan ini diberikan karena sifat perbuatan baik tersebut dilakukan dengan usaha menahan diri untuk tidak mengerjakan sesuatu kejahatan. Selain itu, ada pula perbuatan baik secara aktif. Maksud perbuatan baik jenis ini adalah seseorang didorong secara aktif dan terus menerus untuk melakukan kebajikan sesuai dengan tuntunan Ajaran Sang Buddha. Banyak disebutkan dalam Dhamma tentang anjuran melakukan kebajikan. Anjuran untuk menolong mahluk lain, berdana, mengembangkan kejujuran serta masih banyak lagi bentuk perbuatan baik lainnya. Selain melakukan sendiri, seseorang hendaknya juga mau menganjurkan orang lain melakukan kebajikan yang sama dengan yang telah dilakukannya sendiri. Perbuatan ini dapat digolongkan sebagai berdana Dhamma. Bukankah dalam Dhammapada XXIV,21 disebutkan bahwa pemberian Dhamma dapat mengalahkan segenap pemberian lainnya6. PatidĆ£namaya melimpahkan jasa baik kitaWalaupun dalam Hukum Sebab dan Akibat disebutkan bahwa si pelaku akan memperoleh buah perbuatannya sendiri, perbuatan baik ternyata dapat dilimpahkan jasanya. Proses ini digambarkan dengan seorang anak yang menuntut ilmu di kota lain memberitakan kabar kelulusannya kepada orangtuanya di kota kelahirannya. Mendengar kabar gembira ini, ayah dan ibunya tentunya akan merasakan kebahagiaan. Padahal apabila direnungkan, si anak yang lulus tetapi mengapa orangtuanya juga merasakan kebahagiaan? Inilah yang disebut muditĆ£ citta atau ikut bergembira atas kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain Vibhangga 272 & 642. MuditĆ£ citta adalah termasuk melakukan salah satu karma baik lewat pikiran. Oleh karena itu, kondisi sedemikian inilah yang dimunculkan oleh seorang umat Buddha apabila melimpahkan jasa kebaikan yang dilakukannya kepada sanak keluarganya yang sudah meninggal. Sanak keluarga yang meninggal adalah seperti orangtua yang tinggal di luar kota pada perumpamaan di atas, mereka akan ikut berbahagia atas kebajikan yang dilimpahkan kepadanya. Kebahagiaan ini berarti penimbunan karma baik lewat pikiran. Apabila pelimpahan jasa ini sering dilakukan, berarti makin banyak memberi kesempatan para leluhur menanam kebajikan. Akibatnya, apabila karma baik yang ditimbunnya sudah cukup, meninggallah mereka dari alamnya dan terlahir di alam yang lebih demikian, pelimpahan jasa ini akan banyak memberikan manfaat. Pertama, manfaat didapat oleh si pelaku kebajikan sendiri. Kedua, para leluhur pun ikut menikmati kebajikannya sehingga memberikan kondisi terlahir di alam yang lebih baik. Ketiga, si pelaku dapat mengurangi keakuan, sebab semua kebajikan yang dilakukan diatasnamakan para leluhur. Keempat, obyek perbuatan baik yang menerima kebajikan juga akan memperoleh kebahagiaan. Minimal empat manfaat itulah yang dapat dirasakan dalam proses pelimpahan jasa. Oleh karena itu, dengan seringnya melakukan pelimpahan jasa akan mengkondisikan penanaman karma baik yang cukup banyak pula untuk semua PattĆ£numodĆ£namayamenerima dan bergembira atas perbuatan baik orang lainRasa berbahagia atas kebahagiaan yang didapatkan fihak lain, muditĆ£ citta, bukan hanya diperlukan untuk para leluhur yang sudah meninggal saja. Sikap pikiran yang baik ini hendaknya juga dimiliki oleh orang yang masih hidup. Hal ini karena sikap pikir ini jelas-jelas merupakan karma baik. Kebanyakan, orang merasa iri hati dengan kebahagiaan orang lain ataupun tidak senang apabila orang lain mempunyai kesempatan berbuat baik. Perasaan ini muncul karena sebagai orang yang belum mencapai kesucian, seseorang masih diliputi oleh ketamakan, kebencian dan kegelapan batin. Oleh karena itu, agar memperoleh ketenangan hidup dan sekaligus untuk menambah perbuatan baik, perasaan iri ini harus dikendalikan bahkan kalau dapat dimusnahkan. Cara memusnahkannya adalah dengan menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami seseorang adalah buah dari perbuatannya sendiri. Kesempatan berbuat baik dan kebahagiaan yang dialami seseorang adalah karena buah karma baiknya sendiri. Apabila seseorang sering menambah kebajikan, tentu saja kesempatan berbahagia semakin besar diperolehnya. Sebaliknya, penderitaan yang dialami seseorang juga akibat buah karma buruknya. Dengan demikian, seseorang hendaknya menghindari melakukan perbuatan yang tidak benar agar terhindar dari pengertian akan Hukum Sebab dan Akibat ini maka akan musnahlah iri hati dengan kebahagiaan orang lain; serta merasa sombong ketika melihat penderitaan orang Dhammasavanamayamendengarkan DhammaSebagai seorang umat Buddha, seseorang wajib datang ke vihara mengikuti puja bhakti. Hal ini perluditegaskan di sini karena banyak manfaat yang diperoleh dari mengikuti puja bhakti. Pertama, sewaktu membaca ulang kotbah-kotbah Sang Buddha Paritta seseorang harus mempergunakan konsentrasi pikirannya. Dengan konsentrasi, maka ia akan terbebas dari pikiran yang buruk. Selama membaca Paritta pikirannya dapat diarahkan menuju ke kebaikan. Kedua, jika di kemudian hari seseorang dapat mengerti makna Paritta yang dibacanya, ia akan memperoleh pedoman hidup yang tiada taranya. Pedoman yang sederhana, mudah dilaksanakan dan membimbing orang untuk lebih percaya diri. Ketiga, di vihara seseorang diberi kesempatan untuk melatih meditasi yang merupakan salah satu sarana mengendalikan pikiran. Dengan pikiran terkendali, niatan melakukan perbuatan jahat dapat dikikis sedangkan niat berbuat baik dapat dipupuk. Keempat, di vihara seseorang memiliki kesempatan mendengarkan Ajaran Sang Buddha. Seperti yang telah diketahui bahwa Dhamma yang telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Buddha adalah merupakan bekal penting dalam kehidupan. Inti sari Ajaran Sang Buddha adalah menumbuhkan sikap yang benar dalam menghadapi perubahan dalam hidup. Sebab orang sering kecewa dengan kenyataan hidup. Segala sesuatu yang diinginkannya tidak tercapai, sebaliknya hal yang diperoleh justru bukan yang diinginkannya. Mendengarkan Dhamma adalah ibarat memberikan tenaga tambahan pada batin seseorang yang mungkin lelah dalam menghadapi kenyataan hidup. Mendengarkan Dhamma menjadi penting karena banyak manfaat yang diperoleh. Kitab Anguttara Nikaya III, 248 disebutkanbeberapa manfaat mendengarkan Dhamma, yaitu1. Memperoleh pengertian yang belum pernah didengar sebelumnya2. Memperjelas hal yang telah pernah didengar sebelumnya3. Menghilangkan keraguan tentang hal yang telah pernah didengar4. Memberikan pengertian yang benar5. Menimbulkan pikiran yang jernih, terang dan bahagiaMengingat cukup banyak manfaat datang ke vihara mengikuti puja bhakti, maka jelas sudah tidak akan ada lagi keraguan untuk melaksanakannya. Bukankah setiap orang ingin meningkatkan kualitashidupnya? Bukankah orang ingin hidup lebih berbahagia daripada yang tengah dirasakan saat ini? Sering pergi ke vihara adalah merupakan salah satu cara mencapainya. Ikut puja bhakti dan mendengarkan Dhamma adalah cara efektif dan efisien untuk menambah kebajikan dan meningkatkan kualitas DhammadesanĆ£maya memberikan kotbah DhammaAjaran Sang Buddha yang telah pernah di dapat baik dari vihara maupun dari sumber-sumber lainnyahendaknya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan Dhamma ini jauh lebih penting daripada hanya sekedar menghafalkannya. Dengan mencoba menjalankan Ajaran Sang Buddha, seseorang akan dapat merasakan manfaat langsung. Merasakan manfaat Dhamma secara nyata ini hendaknya menjadi semangat untuk menceritakan dan mendorong orang lain agar melaksanakan Dhamma dengan baik pula. Dalam pengertian Buddhis, seseorang dihargai bukan karena banyaknya Dhamma yang dipelajari dan dimengerti tetapi adalah dari seberapa banyak Dhamma yang telah dilaksanakan dalam hidupnya. Dhammapada VIII, 3 menyebutkan bahwa daripada seribu bait syair yang tidak bermanfaat, adalah lebih baik satu kata Dhamma yang dapat memberikan kedamaian kepada pendengarnya. Jelaslah disini bahwa kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas. Oleh karena itu, bersedia menceritakan secara sederhana pengalaman sendiri setelah melaksanakan Dhamma akan mendorong orang lain mengikutinya. Menjadikan orang lain memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman yang serupa, kebahagiaan. Keberhasilan menganjurkan orang melaksanakan Dhamma adalah merupakan Dhamma dana yang diakui akan memberikan buah terbesar melampaui segala bentuk pemberian lainnya. Banyak cara digunakan untuk membagikan pengalaman melaksanakan Dhamma. Cerita bebas atau 'ngobrol' Dhamma, ceramah resmi maupun hanya berupa 'kesaksian' Dhamma dalam forum terbatas, cetak buku Dhamma, membiayai anak asuh ke sekolah Buddhis dsb. Adalah beberapa contoh cara memberikan Dhamma kepada orang-orang di lingkungan Ditthujukakammamembenarkan pengertian salahPerbuatan baik yang kesepuluh ini adalah kelanjutan dari uraian yang kesembilan di atas. Seseorang pada saat akan membagikan pengalaman Dhamma, hendaknya memiliki tujuan. Salah satu tujuan pokok adalah untuk memberikan pengertian yang benar akan hakekat kehidupan. Cukup banyak pengertian yang tidak tepat yang beredar dalam masyarakat. Misalnya, tentang pengertian nasib yang tidak dapat diubah sama sekali atau cara mengubah nasib yang kurang sesuai. Akan menjadi tugas bersama para umat Buddha untuk memberikan pengertian benar dengan berlandaskan cinta kasih. Kasihanilah mereka yang masih belum mengerti. Janganlah mereka dimusuhi. Berilah kesempatan kepada mereka untuk meningkatkan kualitas dirinya. Dengan memiliki pola pikir demikian akan membangkitkan semangat para umat Buddha membagikan Dhamma secara bijaksana dan penuh cinta kasih serta kesabaran. Tindakan ini jelas-jelas akan menjadikan peningkatan karma baik kedua belah fihak secara maksimal. Pada akhirnya, mereka yang memupuk karma baik yang terbanyaklah yang akan segera mendapatkan kebahagiaan. . 63 426 147 188 378 100 317 365

10 perbuatan baik dalam agama buddha